Papua – 23 Oktober 2025, Tokoh Muslim Papua, Thaha Al Hamid, menyampaikan pandangannya terkait isu pemusnahan mahkota Burung Cenderawasih yang dilakukan oleh Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Papua. Aksi pembakaran mahkota tersebut menuai protes keras dari masyarakat adat dan mahasiswa di Tanah Papua.
Dalam pernyataannya, Thaha menilai tindakan pembakaran mahkota Cenderawasih bukanlah solusi yang tepat dalam upaya pelestarian satwa endemik Papua tersebut. Ia menegaskan bahwa langkah BBKSDA seharusnya berfokus pada pencegahan di hulu, bukan hanya penindakan di hilir.
“Membakar mahkota Cenderawasih itu bukan solusi. Tidak boleh dilakukan, itu salah. Tapi penyitaan boleh, asal disertai langkah mencari siapa penjual dan pembuatnya. Jangan berhenti di permukaan,” ujar Thaha dalam keterangannya di Jayapura, Kamis (23/10).
Thaha juga mengajak pemerintah daerah untuk melarang penggunaan mahkota Cenderawasih dalam berbagai acara resmi, termasuk penyambutan tamu. Menurutnya, praktik tersebut sudah tidak pantas dilanjutkan.
“Bicaralah dengan gubernur supaya melarang kebiasaan memakai mahkota Cenderawasih. Itu kebiasaan yang tidak wajar dan harus dihentikan,” tambahnya.
Menanggapi gelombang demonstrasi mahasiswa terkait kasus ini, Thaha menyatakan bahwa aksi protes merupakan bentuk kepedulian yang wajar, namun harus diikuti dengan solusi konkret. Ia menawarkan diri untuk berdialog langsung dengan mahasiswa guna mencari akar permasalahan.
“Demo itu baik sebagai ekspresi keprihatinan, tapi jangan berhenti di situ. Setelah demo, mari kita duduk bersama, berdiskusi, dan mencari solusi,” ujarnya.
Menurut Thaha, akar masalah dari perburuan dan perdagangan Burung Cenderawasih adalah kemiskinan struktural yang masih menjerat masyarakat Papua. Karena itu, ia mendorong adanya pembinaan terhadap warga agar tidak lagi menangkap atau menjual satwa langka tersebut.
“Masalah ini muncul karena kemiskinan. Maka solusinya bukan membakar hasil sitaan, tapi membina masyarakat agar tidak bergantung pada penjualan Cenderawasih,” katanya menegaskan.
Menutup pernyataannya, Thaha mengimbau semua pihak, terutama kalangan mahasiswa dan aparat konservasi, untuk bekerja sama mencari jalan keluar yang damai dan berkelanjutan.
“Saya siap berdialog dengan adik-adik mahasiswa. Mari kita refleksikan bersama, supaya masalah ini bisa diselesaikan dengan cara yang baik dan permanen,” tutupnya.(rd)
Tidak ada komentar