

Papua – Bangsa Indonesia setiap tahun memperingati Hari Pahlawan pada tanggal 10 November sebagai momen bersejarah untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur dalam perjuangan melawan penjajah.
Dalam momentum tersebut, Anggota DPRK Waropen Kaleb V.B Woisiri, yang dikenal berjiwa muda, menegaskan bahwa peringatan Hari Pahlawan tidak seharusnya hanya menjadi kegiatan seremonial, melainkan harus dimaknai lebih dalam sebagai bentuk penghargaan terhadap perjuangan para pahlawan.
Kaleb menjelaskan, Hari Pahlawan sejatinya merupakan saat untuk mengenang Pertempuran Surabaya 10 November 1945, ketika rakyat Indonesia yang dipimpin oleh Bung Tomo dan para pejuang mempertahankan kemerdekaan dari pasukan Inggris dan Belanda (AFNEI & NICA) yang saat itu belum mengakui Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945.
> “Bukan hanya seremonial saja, namun harus kita maknai dengan dalam bagaimana para pejuang telah gugur untuk bangsa Indonesia dan untuk kita semua,” tegas Kaleb.
Ia menambahkan, melalui momentum 10 November yang dimaknai sebagai Refleksi Psikologi Bangsa Indonesia, generasi muda diharapkan mampu menumbuhkan kembali semangat cinta tanah air, persatuan, dan tanggung jawab sebagai warga negara. Nilai-nilai tersebut penting untuk memperkuat solidaritas nasional dan mencegah disintegrasi bangsa.
> “Tanamkan jiwa nasionalisme di diri kita masing-masing, terutama anak-anak muda. Teruslah berkarya dengan baik tanpa merusak jiwa dengan hal-hal buruk,” pesan Kaleb.
Selain itu, tokoh Papua juga menyerukan bahwa Hari Pahlawan harus diingat sebagai bagian dari sejarah perjuangan bangsa, di mana pahlawan nasional asal Papua turut berperan penting dalam mengusir penjajah dan mempertahankan Papua sebagai bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
“Sekarang, kita di Papua sudah tidak dijajah lagi. Kita bebas dan hidup dalam bingkai NKRI,” tutupnya.(rd)

Tidak ada komentar